A. Bentuk
Aljabar
1. Pengertian
Variabel, Suku, Faktor, Koefisien, Konstanta, dan Suku Sejenis
Perhatikan
bentuk x + 3 dengan x merupakan pengganti pada bilangan bulat! Jika x diganti -
2 , diperoleh x + 3 = -2 + 3. Jika x di ganti 0, diperoleh x + 3 = 0 + 3. Jika
x di ganti 100, diperoleh x + 3 = 100 + 3. Simbol atau notasi x pada contoh di
atas disebut variabel.
Bentuk-bentuk
seperti 2p2, x2-x+4, 2ax-1 dan (x+2)(x-5) disebut bentuk-bentuk aljabar. Bentuk-bentuk
aljabar, seperti 2p2 artinya 2 x p x p. 2p2 adalah bentuk
aljabar suku tunggal. Faktor-faktor
dari 2p2 adalah 2, p, p2, dan 2p. Faktor yang berupa
konstanta disebut koefisien.
Bentuk
x2 – x - 4 disebut bentuk aljabar suku tiga dengan x2,
-x, dan -4 sebagai suku-sukunya.Koefisien dari x2 adalah 1 dan
koefisien dari x adalah -1.
Pada
bentuk aljabar 2ax - 1 dan x2 – x + 4, suku-suku 2ax dan –x adalah
suku-suku dengan variabel yang sama, yaitu x.Suku-suku seperti ini disebut suku-suku yang sejenis, sedangkan 2ax
dan x2 adalah suku-suku dengan variabel yang berbeda dan suku-suku
seperti ini disebut suku-suku tidak
sejenis.
2. Operasi
Hitung pada Bentuk Aljabar
a. Menjumlahkan
dan Mengurangkan Bentuk Aljabar
Untuk
memahami operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk – bentuk aljabar,
perhatikan situasi berikut.
Dalam
tas Ihsan terdapat 10 buku dan 7 pensil. Selanjutnya, ke dalam tas itu
dimasukkan 2 buku dan dari tas itu diambil 3 pensil. Dalam tas Ihsan tentu
sekarang ada ( 10 + 2 ) buku dan ( 7 – 3) pensil atau 12 buku dan 4 pensil.
Jika
dalam tas Ihsan banyak buku dinyatakan dalam x dan banyak pensil dinyatakan
dengan huruf y maka situasi tas ihsan semula adalah 10x + 7y kemudian terjadi
2x – 3y sehingga situasi tas Ihsan menjadi ( 10x + 7y) + ( 2x – 3y) atau (10 +
2) x + (7 - 3) y atau 12x + 4y.
Dari
situasi di atas dapat dimengerti bahwa penjumlahan dan pengurangan dua bentuk
aljabar hanya dapat dikerjakan pada suku-suku yang sejenis dengan penjumlahan
atau pengurangan koefisien pada suku-suku sejenis.
Contoh :
Dua bentuk aljabar dapat dijumlahkan atau dikurangkan bila
kedua bentuk aljabar itu sejenis. Perhatikan contoh berikut!
3x2 + 6x – 2x2 – 10x = 3x2
– 2x2 + 6x – 10x = x2 – 4x
Contoh Soal dan Pembahasan:
1. Jumlah dari 8x2 – 5x – 11 dan 20 + 5x – 9x2
adalah ....
A. –x2 + 9
B. –x2 – 9
C. x2 + 9
D. x2 – 9
Pembahasan:
8x2 – 5x – 11 + 20 + 5x – 9x2 = 8x2
– 9x2 – 5x + 5x – 11 + 20
= –x2 + 9
Jawaban: A
2. Hasil pengurangan 3p2 – 7 oleh p2 –
3p – 2 adalah ....
A. –2p2 + 3p – 5
B. –2p2 – 3p + 5
C. 2p2 + 3p – 5
D. 2p2 – 3p + 5
Pembahasan:
3p2 – 7 – (p2 – 3p – 2) = 3p2
– 7 – p2 + 3p + 2
= 3p2 – p2 + 3p – 7 + 2
= 2p2 + 3p – 5
Jawaban: C
3. Hasil pengurangan 2p – p2 dari p2 –
p + 3 adalah ....
A. 2p2 + 3
B. 2p2 – 3p + 3
C. 2p2 + p + 3
D. 3p2 + 3
Pembahasan:
p2 – p + 3 – (2p – p2) = p2 –
p + 3 – 2p + p2
= p2 + p2 – p – 2p + 3
= 2p2 – 3p + 3
Jawaban:
B
b. Perkalian
Suatu Konstanta dengan Bentuk Aljabar
Sebuah
perusahaan akan memberi paket lebaran pada setiap karyawan yang terdiri atas 1
kaleng biskuit, 2 botol sirup, dan 10 bungkus mie instan. Jika perusahaan itu
mempunyai 100 karyawan maka perusahaan itu harus menyediakan 100 paket lebaran
atau ( 100 x 1 ) kaleng biskuit, ( 100 x 2 ) botol sirup, dan ( 100 x 10 )
bungkus mie instan. Jika x menyatakan banyak kaleng biskuit, y menyatakan
banyak botol sirup, dan z menyatakan banyak mie instan. Maka dapat di tulis.
100 x x + 100 x 2y + 100 x 10z atau
100 x ( x + 2y + 10z ). Sifat apa yang berlaku terkait situasi ini ?
Pada
himpunan bilangan bulat berlaku sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan, yaitu a x ( b + c ) = ( a x b ) + (a x c ) dan sifat distributif
perkalian terhadap pengurangan, yaitu : a x ( b - c ) = ( a x b ) – ( a x c ).
Sifat ini akan dipakai untuk menyelesaikan perkalian suatu konstanta dengan
bentuk aljabar suku dua.
Contoh :
1 . Tuliskan perkalian - perkalian berikut sebagai jumlah atau
selisih dengan menggunakan sifat distributif.
a. 4( 3x + 5y )
b. 5( 2p2q - 3pq2 )
Jawab
:
a.
4( 3x + 5y ) = 12x + 20y
b. 5( 2p2q - 3pq2 )
= 10p2q - 15pq2
2. Nyatakan bentuk berikut ke dalam
bentuk perkalian suatu konstanta dengan suku dua yang paling sederhana.
a.
4x - 12y
b. 24m + 40n
Jawab
:
a.
4x - 12y = 4( x - 3y )
b. 24m + 40n = 8( 3m + 5n )
c.
Perkalian dan Pembagian Dua Bentuk Aljabar
Untuk
melakukan operasi perkalian dan pembagian dua bentuk aljabar, kita dapat
memanfaatkan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan sebagaimana
perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar. Coba kalian sebutkan
sifat-sifat tersebut. Selain itu, kalian pasti masih ingat bahwa a : b = c sama
artinya a = b x c.
Contoh
:
1. Tulislah perkalian berikut dalam
bentuk jumlah atau selisih.
a. 4y( 2x + 3y )
b. x( x2 – x + 1 )
Jawab
:
a.
4y ( 2x + 3y ) = ( 4y . 2x ) + ( 4y
. 3y )
= 8xy + 12y2
b. x( x2 – x + 1 ) = ( x . x2
) - ( x . x ) + ( x . 1 )
= x3 - x2
+ x
Contoh : Perkalian
No
|
Bentuk
|
Contoh
|
1.
|
Suku 1 dan Suku 2
a( b + c ) = ab + ac
|
–3x( 2x + 6 ) = –3x.2x – 3x.6
= –6x2 – 18x
|
2.
|
Suku 2 dan Suku 2
( a + b )( c + d ) = ac + ad + bc
+ bd
|
( x + 2 )( 2x – 5 ) = x.2x – x.5 + 2.2x – 2.5
= 2x2 – 5x + 4x – 10
= 2x2 – x – 10
|
3.
|
Perkalian Istimewa
( a + b )( a + b) = (a + b)2 = a2 + 2ab + b2
( a + b )( a – b) = a2 – b2
( a – b )( a – b) = (a – b)2
= a2 – 2ab + b2
|
(2x + 3)2 = (2x)2 + 2.2x.3 + 32 = 4x2
+ 12x + 9
(3x – 5)2 = (3x)2 – 2.3x.5 + 52 = 9x2
– 30x + 25
(2x + 3)(2x – 3) = (2x)2
– 9 = 4x2 – 9
|
d. Pangkat
dan Bentuk Aljabar
Pada Bab I telah dibahas bahwaan
= a x a x a x ..... x a , n bilangan bulat positif.
Hal itu juga berlaku untuk bentuk
aljabar seperti contoh di bawah ini.
Contoh :
1. Carilah hasil perpangkatan berikut
ini.
a.
( 3x )2
b. ( 2xy2z3 )3
Jawab
:
a.
( 3x )2 = 3x . 3x
= 9x2
b. ( 2xy2z3 )3 = 2xy2z3 . 2xy2z3
. 2xy2z3 = 8x3y6z9
B. Operasi
Perkalian Bentuk Aljabar
1. Menyubstitusikan
Bilangan pada variabel Bentuk Aljabar
Suatu
bentuk aljabar dapat ditentukan nilainya jika variabel - variabel pada bentuk
aljabar tersebut disubstitusikan atau diganti dengan sembarang bilangan.
Contoh :
1. Jika a = -2, b = 4 dan c = -1,
tentukan nilai dari -3a2 + 2ab - 4c!
Jawab
:
Untuk
a = -2, b = 4 dan c = -1 maka,
-3a2
+ 2ab - 4c = -3(-2)2 + 2(-2)(4) - 4(-1) = -12 – 16 + 4 = -24
2. Perkalian Bentuk p (a + b + c) dan p (a + b - c)
Masih
ingat bahwa p( x + y ) = px + py, p( x – y ) = px - py, dan p( a + x ) = pa +
px .Jika nilai x pada persamaan p( a + x ) = pa + px diganti dengan ( b + c )
atau ( b – c ), maka:
·
Jika x diganti dengan ( b + c )
maka,
p(
a + b +c ) = pa + p( b + c )
=
pa + pb + pc
p(
a + b + c ) = pa + pb + pc
·
Jika x diganti dengan ( b – c )
maka,
p(
a + b – c ) = pa + p( b – c )
= pa + pb - pc
p( a + b – c ) = pa + pb - pc
Menyatakan
bentuk perkalian menjadi bentuk penjumlahan disebut menjabarkan atau
menguraikan.
Contoh :
Jika a = 2, b = -1, dan c = 1,
tentukan nilai bentuk aljabar berikut.
a. 3a + 3b - 3c
b. 2a + 4b - 8c
Jawab :
a. 3a + 3b - 3c = 3( a + b – c )
= 3( 2 + (-1) -1 )
= 3( 0 )
= 0
b. 2a + 4b - 8c = 2( a + 2b - 4c )
= 2( 2 + 2(-1) -4.1 )
= 2( -4 )
= -8
3. Perkalian
Bentuk (a - b)(p + q)
Telah
diketahui bahwa x( p + q ) = xp + xq.Jika pada persamaan itu nilai x diganti
dengan ( a – b ) maka diperoleh
(
a – b )( p + q ) = ( a – b ) p + ( a – b ) q
=
ap – bp + aq – bq
(
a – b )( p + q ) = ap – bp + aq – bq
Contoh
:
Uraikan
bentuk-bentuk aljabar berikut.
a. ( 2x – 1 )( 3y + 2 ) b. ( 5y – 3 )( 3z + 7 )
Jawab
:
a. ( 2x – 1 )( 3y + 2 ) = ( 2x – 1 ) 3y
+ ( 2x – 1 ) 2
=
( 2x.3y – 1.3y ) + ( 2x.2 – 1.2 )
=
6xy – 3y + 4x – 2
b. ( 5y – 3 )( 3z + 7 ) = ( 5y – 3 )3z
+ ( 5y – 3 )7
=
( 5y.3z – 3.3z) + ( 5y.7 – 3.7)
=
15yz – 9z + 35y – 21
4. Perkalian
Bentuk (a + b)(a – b)
Pada operasi perkalian berlaku persamaan ( a + b )x = ax +
bx. Jika niali x pada persamaan tersebut diganti dengan ( a – b) maka diperoleh
(
a + b )( a – b ) = a( a – b ) +
b( a – b )
=
a2 – ab + ba – b2
=
a2 – ab + ab – b2
=
a2 – b2
(
a + b )( a – b ) = a2 –
b2
Contoh
:
Tentukan
nilai berikut.
a. ( p + 5 )( p – 5 )
b. ( 3x + 7 )( 3x – 7 )
Jawab :
a. ( p + 5 )( p – 5 ) = p2 –
52 = p2 – 25
b. ( 3x + 7 )( 3x – 7 ) = ( 3x )2 –
72 = 9x2 – 49
5. Bentuk (a + b)2
Perhatikan bahwa bentuk ( a + b )2 merupakan
perkalian ( a + b ) dengan ( a + b ) sehingga,
(
a + b )2 = ( a + b ) ( a + b )
= a2 + ba + ab + b2
=a2 + ab + ab + b2
( ba = ab adalah sifat komutatif terhadap perkalian )
= a2 + 2ab + b2
(
a + b )2 = a2 + 2ab + b2
Contoh
:
Uraikan
bentuk-bentuk berikut.
a. ( 3p + 2 )2
b. ( 4 + 3q )2
Jawab :
a. ( 3p + 2 )2 = ( 3p + 2 )
( 3p + 2 )
= 9p2 + 6p + 6p + 4
= 9p2 + 12p + 4
b. ( 4 + 3q )2 = ( 4 + 3q )
( 4 + 3q )
= 16 + 12q + 12q + 9q2
= 16 + 24q + 9q2
6. Bentuk
( a – b )2
Perhatikan
bahwa bentuk ( a – b )2 merupakan perkalian ( a – b ) dengan ( a – b
) sehingga,
( a – b )2 = ( a – b ) (
a – b )
= a2 – ba – ab + b2
= a2 – ab – ab + b2
= a2 – 2ab + b2
(
a – b )2 = a2 – 2ab + b2
Contoh
:
Uraikan
bentuk-bentuk berikut.
a. ( x – 3 )2 b. ( 2y – 5 )2
Jawab :
a. ( x – 3 )2 = ( x – 3 ) ( x – 3 )
=
x2 – 3x – 3x + 9
=
x2 – 6x + 9
b. ( 2y – 5 )2 = ( 2y – 5 ) ( 2y – 5 )
= 4y2 – 10y – 10y + 25
= 4y2 – 20y + 25
C. Penggunaan
Aljabar dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Menghitung
Nilai Keseluruhan, Nilai Per Unit, dan Nilai Bagian
Seorang
pemilik toko menjual satu kotak pensil dengan harga Rp 12.000,00.Ternyata,
dalam satu kotak berisi 12 pensil. Jika ada seseorang membeli satu batang
pensil maka harga yang diberikan oleh pemilik toko adalah Rp 1.000,00. Dalam
hal ini, harga satu kotak pensil adalah Rp 12.000,00 disebut nilai keseluruhan, sedangkan harga satu
batang pensil = Rp 1.000,00 disebut nilai
per unit.
Contoh :
Jika harga satu kodi ( 20 lembar )
kain adalah Rp 500.000,00, tentukan harga per lembar kain tersebut!
Jawab :
Misalkan harga satu lembar kain = x
maka harga satu kodi kain adalah 20x = Rp 500.000,00 sehingga, x = 500.000 :
20 = 25.000
Jadi, harga per lembar kain adalah
Rp 25.000,00
2. Harga
Pembelian, Harga Penjualan, Untung ( Laba ), Rugi dan Modal
Seorang
pedagang membeli sebuah sepeda motor dengan harga Rp 8.000.000,00. Dua bulan
kemudian, sepeda motor itu dijual. Jika pedagang tersebut berhasil menjual
sepeda motor dengan harga Rp 8.500.000,00 maka ia dikatakan mendapat laba Rp
500.000,00. Jika pedagang tersebut hanya mampu menjual dengan harga Rp
8.000.000,00 maka ia dikatakan tidak untung dan tidak rugi ( impas ). Namun,
jika pedagang tersebut menjual sepeda motor dengan harga Rp 7.750.000,00 maka
ia dikatakan mengalami rugi sebesar Rp 250.000,00.
Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan sebagai berikut.
a) Untung jika harga penjualan lebih dari harga pembelian.
Untung = Harga Penjualan – Harga
Pembelian
b) Tidak untung dan tidak rugi ( impas ) jika harga penjualan
sama dengan harga pembelian.
Impas = Harga Penjualan = Harga
Pembelian
c) Rugi jika harga penjualan kurang dari harga pembelian.
Rugi = Harga Pembelian – Harga
Penjualan
Selanjutnya,
apakah yang disebut modal? Modal adalah
uang yang dipakai sebagai pokok untuk berdagang.
3. Pengertian
Persen, Mengubah Bentuk yang Satu ke Bentuk yang Lain di antara Pecahan,
Pecahan Desimal dan Persen
Persen
adalah pecahan yang ditulis dalam bentuk p% dengan p bilangan real.Persen artinya
per seratus. Suatu pecahan biasa atau desimal dapat dinyatakan kedalam bentuk
persen dengan cara pecahan tersebut dikalikan 100%. Sebaliknya, bentuk persen
juga dapat dinyatakan ke bentuk pecahan biasa atau desimal.
4. Menentukan
Persentase Untung atau Rugi terhadap Harga Pembelian
Dalam
perdagangan, besar untung atau rugi terhadap harga pembelian biasanya
dinyatakan dalam bentuk persen.
5. Menghitung
Harga Penjualan atau Harga Pembelian Jika Persentase Untung atau Rugi Diketahui
Pada
umumnya, seorang pedagang berharap mendapatkan untung dan menghindari rugi.
Jika persentase untung atau rugi diketahui maka harga beli dan harga jual dapat
dihitung.
Untung = Harga Penjualan – Harga
Beli maka,
a. Harga Penjualan = Harga Pembelian + Untung
b. Harga Pembelian = Harga Penjualan – Untung
Dengan cara yang sama jika,
Rugi = Harga Pembelian – Harga
Penjualan maka,
a. Harga Penjualan = Harga Pembelian – Rugi
b. Harga Pembelian = Harga Penjualan + Rugi
6. Rabat
(Diskon), Bruto, Tara, dan Neto
a.
Pengertian Rabat (Diskon)
Istilah
rabat dan diskon mempunyai pengertian yang sama yaitu potongan harga pada saat
transaksi jual beli. Namun, terdapat perbedaan dalam pemakaian kedua istilah
tersebut. Istilah rabat digunakan oleh produsen kepada grosir, agen, atau
pengecer sedangkan istilah diskon digunakan oleh grosir, agen, atau pengecer
kepada pembeli atau konsumen.
b.
Pengertian Bruto, Neto, dan Tara
Pada
suatu kaleng makanan tertulis neto 1 kg. Tetapi pada saat ditimbang beratnya
1,2 kg. Tulisan 1 kg tersebut menunjukkan neto ( berat bersih ) makanan dalam
kaleng . Hasil penimbangan 1,2 kg disebut bruto ( berat kotor ). Sedangkan
bruto – neto = 0,2 kg disebut tara.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.
Bruto = neto
+ tara
Neto = bruto – tara
Tara = bruto – neto
Jika,
diketahui persen tara dan bruto maka untuk mencari tara digunakan rumus
berikut.
Tara=Persen
Tara x Bruto
7. Pajak
Jika
melihat barang-barang di sebuah toko, sering
kita temui tulisan harga belum termasuk PPN( Pajak Pertambahan Nilai ).
Artinya, Jika harga suatu barang Rp 100.000,00 maka uang yang harus dibayarkan
oleh pembeli adalah Rp 100.000,00 ditambah PPN x Rp 100.000,00. Dari contoh
tersebut kita dapat memahami istilah pajak.
Pajak adalah sejumlah uang yang
dibayarkan seseorang ( rakyat ) kepada negara atau pemerintah untuk digunakan
bagi kepentingan rakyat. Ada berbagai jenis pajak, misalnya pajak penghasilan,
pajak pertambahan nilai, dan pajak bumi dan bangunan.
8. Bunga
Tunggal dalam Kegiatan Ekonomi
Jika
menyimpan uang di bank atau koperasi maka tiap bulan kita akan mendapatkan
tambahan uang yang disebut bunga. Bunga tabungan dihitung secara periodik,
misalnya sebulan sekali atau setahun sekali. Ada dua jenis bunga tabungan,
yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Bunga
tunggal adalah bunga yang dihitung hanya berdasarkan besarnya modal saja,
sedangkan bunga majemuk adalah bunga
yang dihitung berdasarkan besarnya modal dan bunga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar