Minggu, 17 Mei 2015

Pembelajaran Matematika



Teori Himpunan


               
·      Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.

·      Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Cara Penyajian Himpunan


1.Enumerasi


Contoh 1.
-  Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.     
-  Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}.            
-  C = {kucing, a, Amir, 10, paku}
-  R  = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
-  C  = {a, {a}, {{a}} }
-  K  = { {} }                                                                                    
-  Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }        
-  Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.                                                                    
Keanggotaan
xÎA : x merupakan anggota himpunan A;
xÏA : x bukan merupakan anggota himpunan A.


Contoh 2.
Misalkan: A = {1, 2, 3, 4},  R  = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
K  = {{}}
maka
3  A
5  B
{a, b, c} ÎR
          cÏR  
              {} ÎK
              {} ÏR                                                                                     
Contoh 3. Bila P1 = {a, b}, P2 = { {a, b} }, P3 = {{{a, b}}}, maka
              aÎP1
          aÏP2
                   P1ÎP2
          P1ÏP3
                   P2ÎP3                                                                                     


2. Simbol-simbol Baku

P =  himpunan bilangan bulat positif  =  { 1, 2, 3, ... }
N =  himpunan bilangan alami (natural)  =  { 1, 2, ... }
Z =  himpunan bilangan bulat  =  { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q =  himpunan bilangan rasional
R =  himpunan bilangan riil
C =  himpunan bilangan kompleks


·        Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan U.
Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah himpunan bagian dari U, dengan A = {1, 3, 5}.













3.  Notasi Pembentuk Himpunan

Notasi: { xú syarat yang harus dipenuhi oleh x } 


Contoh 4.
(i)  A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5
       A = { x | x  adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari  5}
atau
A  =  { x | x  P, x< 5 } 
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}

(ii)  M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah IF2151}


4. Diagram Venn

Contoh 5.
Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn:



                                                                                                                                               

 

 

 

 

Himpunan Kosong

·           Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null set).
·           Notasi : Æ atau {}


Contoh 7.
(i)   E = { x | x<x }, maka n(E) = 0
(ii)  P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
(iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 }, n(A) = 0 

·           himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {Æ}
·           himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {Æ, {Æ}}
·           {Æ} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu himpunan kosong.


Himpunan Bagian (Subset)

·           Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B.
·           Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
·           Notasi: AÍB

·           Diagram Venn:
                                               





Contoh 8.
(i)  { 1, 2, 3} Í {1, 2, 3, 4, 5}
(ii) {1, 2, 3} Í {1, 2, 3}
(iii) NZRC
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y< 4, x³, y³ 0 } dan
B = { (x, y) | 2x + y< 4,  x³ 0 dan y ³ 0 },  maka BA.            


TEOREMA 1.Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut:
(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, AA).
(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( A).
(c) Jika AÍB dan BÍC, maka AÍC
                       
·      A dan AA, maka dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan A.
Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan Æ adalah improper subset dari A.

{2, 3} adalah  proper subset dari {1, 2, 3}

·      (ii) AÍB : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah  himpunan bagian (subset) dari B yang memungkinkan A = B AÍB berbeda dengan AÌB
(i)            AÌB :A adalah himpunan bagian dari B tetapi A¹B.
A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B.

.




Himpunan yang Sama

·           A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A.
·           A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A¹B.

·           Notasi : A = B«AÍB dan BÍA


Contoh 9.
(i)   Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x – 1) = 0 }, maka A = B
(ii)  Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B
(iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A¹B                                               
Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut:
(a) A = A, B = B, dan C = C
(b) jikaA = B, maka B = A
(c) jikaA = B dan B = C, maka A = C

 


Himpunan yang Ekivalen


·           Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama.

·           Notasi : A ~ B«½A½ = ½B½


Contoh 10.
Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab ½A½ = ½B½ = 4         

 


Himpunan Saling Lepas

·           Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama.
                            
·           Notasi : A // B


·         Diagram Venn:

Contoh 11.
Jika A = { x | xP, x< 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.            

Himpunan Kuasa


·           Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.                       
                     
·           Notasi : P(A) atau 2A

·           Jika ½A½ = m, maka ½P(A)½ = 2m.

Contoh 12.
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) ={ n kosong adalah P(Æ) = {Æ}, dan himpunan kuasa dari himpunan , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}                        
Contoh 13.
Himpunan kuasa dari himpuna {Æ} adalah P({Æ}) = {Æ, {Æ}}.                                                            

Operasi Terhadap Himpunan

a. Irisan (intersection)


·         Notasi : AÇB = { x|xÎA dan xÎB }





Contoh 14.
(i)        Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18},
makaAÇB = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka AB = .
 Artinya:  A // B            

b.  Gabungan (union)


·         Notasi : AÈB = { x|xÎA atau xÎB }





Contoh 15.
(i)  Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka AB = { 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A = A                                                                              

 

 

c.  Komplemen (complement)


·         Notasi :  = { x|xÎU, xÏA }






Contoh 16.
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
(i)                 jika A = {1, 3, 7, 9}, maka  = {2, 4, 6, 8}
(ii)            jika A = { x | x/2 P, x< 9 }, maka = { 1, 3, 5, 7, 9 }                              

Contoh 17. Misalkan:
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu

(i)       mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri” à (EÇA) È (EÇB) atau EÇ (AÈB)

(ii)     “semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta” àAÇCÇD

(iii)        “semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp 100 juta” à                      


d. Selisih (difference)


·         Notasi : AB = { x|xÎA dan xÏB } =  A Ç




Contoh 18.
(i)   Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka AB = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan BA =
(ii)  {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}



Perampatan Operasi Himpunan

               


Contoh 22.

(i) A(B1B2 ... Bn) = (AB1) (AB2) ... (ABn)

(ii) Misalkan A = {1, 2},   B = {a, b}, dan C = {a, b}, maka
A´B´C = {(1, a, a), (1, a, b), (1, b, a), (1, b, b), (2, a, a), (2, a, b), (2, b, a), (2, b,
 Hukum-hukum Himpunan

1.  Hukum identitas:
    A = A
    AU = A

2.  Hukum null/dominasi:
    A =
    AU = U

3.  Hukum komplemen:
   A = U
    A =
4.  Hukum idempoten:
    AA = A
    AA = A

5.  Hukum involusi:
   = A

6.  Hukum penyerapan (absorpsi):
   A (AB) = A
    A (AB) = A
7.  Hukum komutatif:
   AB = BA
    AB = BA

8.  Hukum asosiatif:
    A (BC) = (AB) C
    A (BC) = (AB) C

9.  Hukum distributif:
   A (BC) = (AB) (AC)
    A (BC) = (AB) (AC)

10.    Hukum De Morgan:
     =
     =
11.           Hukum 0/1
    = U
     = Æ

 





 


Himpunan Ganda

  • Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus berbeda) disebut himpunan ganda (multiset).
Contohnya, {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {}.
  • Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah kemunculan elemen tersebut pada himpunan ganda.  Contoh: M = { 0, 1, 1, 1, 0, 0, 0, 1 }, multiplisitas 0 adalah 4.

  • Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang dalam hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1.

·       Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sebagai kardinalitas himpunan padanannya (ekivalen), dengan mengasumsikan elemen-elemen di dalam multiset semua berbeda.


4.      ah (sum) dua buah himpunan ganda, adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen tersebut pada P dan Q.
     Contoh: P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d },
P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d }


Pembuktian Pernyataan Perihal Himpunan
·         Pernyataan himpunan adalah argumen yang menggunakan notasi himpunan.
·         Pernyataan dapat berupa:
1.      Kesamaan (identity)
Contoh: Buktikan “AÇ (BÈC) = (AÇB) È (AÇC)”
2.      Implikasi
Contoh: Buktikan bahwa “Jika A Ç B = Æ dan A Í (B È C) maka selalu berlaku bahwa A Í C”.




1. Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn

Contoh 26. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan AÇ (BÈC) = (AÇB) È (AÇC) dengan diagram Venn.
Bukti:                                                    







AÇ (BÈC)                      (AÇB) È (AÇC)        

Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama.
Terbukti bahwa AÇ (BÈC) = (AÇB) È (AÇC).  
                                   

·         Diagram Venn hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak banyak jumlahnya.
·       Metode ini mengilustrasikan ketimbang membuktikan fakta. Diagram Venn  tidak dianggap sebagai metode yang valid untuk pembuktian secara formal. 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar